A. PSIKOTERAPI
1.
Corsini (1989) merumuskan psikoterapi
dengan definisi proses formal dari interaksi antara dua pihak dengan tujuan
memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) karena ketidakmampuan
dari beberapa aspek, diantaranya ; fungsi kognitif, afektif maupun fungsi
perilaku.
2.
Watson & Morse (1977) berpendapat
bahwa psikoterapi dirumuskan sebagai bentuk khusus dari interaksi antara dua
orang, pasien dan terapis, yang mana interaksi dimulai oleh pasien karena ia
mencari bantuan psikologis.
3.
Menurut Wolberg, Psikoterapi merupakan
penanggulangan dengan car-cara psikologis atas masalah-masalah yang bersifat
emosional dengan sengaja membangun relasi profesional antara terapis dengan
klien.
4.
Secara umum, tujuan dilakukan
psikoterapi psikoterapi adalah sebagai berikut :
-
Memperkuat motivasi untuk hal-hal yang
benar.
-
Mengurangi tekanan emosi melalui
kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang mendalam.
-
Membantu klien mengembangkan
potensinya.
-
Mengubah kebiasaan.
-
Mengubah struktur kognitif individu.
-
Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas
untuk dalam mengambil keputusan secara tepat.
-
Meningkatkan pengetahuan diri
(insight).
-
Meningkatkan hubungan antar pribadi.
-
Mengubah lingkungan sosial individu.
-
Mengubah proses somatik supaya
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesadaran tubuh.
-
Mengubah status kesadaran untuk
mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreatifitas diri.
5.
Tahap – tahap psikoterapi :
-
Wawancara awal.
-
Proses terapi.
-
Pengertian ke tindakan.
-
Mengakhiri terapi.
6.
Dalam setiap melakukan terapi
dibutuhkan intervensi dasar untuk membina hubungan terapiutik yang profesional
dengan kliennya.
7.
Beberapa intervensi dasar yang perlu
diketahui oleh terapis yaitu :
-
Bertanya Þ bentuk intervensi
termudah dan sederhana.
-
Penjelasan Þ intervensi yang
lebih bermakna.
-
Eksklamasi Þ kata – kata atau
gerakan yang menyatakan menyetujui, mengerti ataupun tidak menyetujui.
-
Konfrontasi Þ dilakukan ketika
sudah terbina hubungan baik antara terapis dengan klien.
-
Interpretasi Þ asumsi bukan
sebagai suatu fakta.
8.
Menurut George and Cristiani (1981),
terdapat cara – cara membina hubungan baik dengan klien :
-
Membuka pertemuan awal dengan klien.
-
Menyusun pertemuan.
-
Mengakhiri wawancara awal.
9.
Kondisi-kondisi tertentu yang
diperlukan dalam psikoterapi menurut Korchin (1979) :
-
Psikoterapi merupakan kesempatan untuk
belajar kembali.
-
Dalam psikoterapi, individu mengalami
bukan hanya membicarakan pengalamannya.
-
Hubungan yang menyembuhkan.
-
Motivasi, keyakinan dan harapan klien
perlu ada dalam tiap proses psikoterapi.
10. karakteristik
psikoterapi meliputi :
-
Hubungan antara terapis dan klien
bersifat afektif Þ
Eksplorasi perasaan dan persepsi subjek.
-
Sifat hubungan intens Þ terjadi hubungan
yang mendalam.
-
Pertemuan bersifat pribadi Þ menjaga rahasia
subjek.
-
Dukungan Þ melakukan
perubahan berikut segala resikonya.
B. PSIKIATRI
1.
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari aspek kesehatan jiwa
serta pengaruhnya timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis
organo-biologis tubuh manusia.
2.
Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi
dasar, yaitu:
-
Dimensi Organo-biologis yaitu aspek
pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta fungsi fisiologis tubuh manusia
khususnya yang berkaitan langsung dengan aspek kesehatan jiwa (seperti Sistem
Susunan Saraf Pusat).
-
Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek
pengetahuan tentang perkembangan psikologis manusia serta pengaruh
pendidikan-pengajaran terhadap seorang manusia sejak lahir hingga lanjut usia.
-
Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek
pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial-budaya serta kondisi lingkungan
kehidupan terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
-
Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek
pengetahuan tentang pengaruh taraf penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
spiritual-religius terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
Sumber :
Gunarsa, S.D.
2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Wiramihardja, Sutarjo. 2007. Pengantar Psikologi Klinis.
Bandung : Refika Aditama