Rabu, 02 Juli 2014

Biografi Singkat Tokoh Psikologi Islam !!!



Sekilas Tokoh Psikologi Islam
*By: Jadid Garfinkel

1. Al-Ghazali (1058-1111)
Merupakan seorang filosof dan teolog muslim yang berasal dari Persia. Karyanya yang terkenal adalah Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama). Karya ini memberi sumbangan besar dalam kehidupan masyarakat.
Al-Gazali berpendapat bahwa ilmu jiwa merupakan salah satu jalan dalam mengenal Allah SWT secara lebih dekat. Beliau membagi sifat manusia menjadi 4 berdasarkan kekuatan emosi dan syahwat yang menguasai manusia, yaitu :
  • SIfat hewan buas (As-sab'iyyah) : yang termanifestasikan dalam perilaku permusuhan, kebencian, penyerangan terhadap manusia lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.
  • Sifat hewan liar (Al-bahimiyah) : yang termanifestasikan dalam perilaku kejahatan, ketamakan, dan seksual.
  • Sifat setan (Asy-syaithaniyah) : termanifestasikan dalam perilaku kejahatan dan memperlihatkan kejahatan tersebut dalam bentuk kebaikan.
  • Sifat ketuhanan (Ar-rabbaniyah) : termanifestasikan berupa perilaku cinta kekuasaan, kebesaran, kekhususan, dan sombong.
2. At-Tabari
Selain dikenal sebagai psikolog, At-tabari juga menguasai ilmu fisika dan kedokteran. Dalam kitabnya yang berjudul Firdous al-Hikmah (Paradise of Wisdom), ia mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan gangguan jiwa. Ia menganggap bahwa psikologi sangat berkaitan erat dengan ilmu kedokteran, karena itu untuk mengobati pasien gangguan jiwa selain konseling, psikoterapi juga diperlukan.
At-tabari menjelaskan, pasien gangguan jiwa, sering mengalami halusinasi dan keyakinan yang salah (biasa disebut dengan delusi). Menurut At-Tabari, pengobatannya dapat berupa konseling bijak, yang caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya. Teknik ini terbukti masih relevan di zaman modern, karena pandangan ini sama dengan pandangan para tokoh psikologi humanistik.

3. Ibn Sina

Ibn Sina merupakan tokoh ilmuwan Muslim yang sangat luar biasa, karya-karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun tentang ilmu kedokteran. Selain itu, perhatian Ibn Sina lebih banyak kepada jiwa dalam bentuk hakikat dan eksistensinya. Ia mendefinisikan jiwa sebagaimana Aristoteles yang telah mendefinisikannya. Menurut Ibn Sina, jiwa merupakan hakikat manusia sebenarnya. Artinya jiwa merupakan kesempurnaan awal bagi tubuh. Sebab, tubuh sendiri merupakan prasyarat bagi definisi jiwa, lantaran ia bisa dinamakan jiwa jika aktual di dalam tubuh dengan satu perilaku dari berbagai perilaku. Jiwa juga kesempurnaan awal bagi tubuh alamiah yang bersifat mekanistik atau bagi tubuh alamiah dan bukan bagi tubuh buatan. Ibn Sina menekankan bahwa fisik melaksanakan fungsinya yang berkaitan dengan manusia untuk mediasi atau fungsi psikologis.
Ibn Sina banyak memang banyak mengemukakan pendapat tentang jiwa, beliau tidak sepakat dengan apa yang telah diungkapkan Aristoteles bahwa jiwa manusia rusak bersamaan dengan rusaknya fisik. Ia meyakini bahwa jiwa memiliki eksistensi tersendiri. Selanjutnya dalam pandangannya pikiran mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap fisik, berdasarkan pengalaman medisnya, Ibn Sina menyatakan bahwa sebenarnya secara fisik orang-orang sakit, hanya dengan kekuatan kemauannyalah dapat menjadi sembuh. Salah satu sumbangan terbesar Ibn Sina dalam Psikologi adalah Berusaha untuk merekonsiliasi antara keyakinan dan nalar.

4. DR. Malik Badri
Malik Badri merupakan seorang kelahiran Sudan yang saat ini sedang konsentrasi pada Islamisasi Psikologi. Beliau telah menulis buku Dilema Psikolog Muslim yang berisi tentang pandangan-pandangan barat dalam perspektif Islam sehingga menjadikan sebuah referensi untuk para calon atau psikolog Muslim. Beliau seringkali mempertanyakan tentang teoriteori filsafat yang telah diungkapkan para ilmuwan terdahulu, seperti teori Freud ataupun lainnya yang sering tidak memanusiakan manusia. Malik Badri juga sangat gencar dalam membagikan pemikirannya ini, seringkali beliau menangani pasien dengan terapi yang berbasis Islami.

Daftar Pustaka : http://id.scribd.com/doc/94029784/tokoh-psikologi

9 Ringkasan Riwayat Pendidikan Tokoh di Indonesia



9 RINGKASAN RIWAYAT PENDIDIKAN TOKOH di INDONESIA
*By ; M Jadid Khadavi, M.Si

1.     Amin Rais : Studinya dilanjutkan pada tingkat Master bidang Ilmu Politik di University of Notre Dame, Indiana, dan selesai tahun 1974. Dari universitas yang sama juga memperoleh Certificate on East-European Studies. Sedangkan gelar Doktoralnya diperoleh dari University of Chicago, Amerika Serikat (1981) dengan mengambil spesialisasi di bidang politik Timur Tengah dan selesai tahun 1984. Disertasinya yang cukup terkenal, berjudul: The Moslem Brotherhood in Egypt: its Rise, Demise, and resurgence (Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya kembali). Program Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986 dan di UCLA pada tahun 1988 pernah pula diikutinya.
2.    Din Syamsuddin : Ia menempuh pendidikan sarjana di IAIN Jakarta, dan kemudian melanjutkan pascasarjana dan doktornya di University of California, Los Angeles (UCLA) di Amerika Serikat.
3.    Amin Abdullah : Pada tahun 1982, dia meraih gelar S1 dari IAIN Sunan Kalijaga. pada tahun 1985, atas sponsor Departemen Agama RI dan Pemerintah Republik Turki, dirinya mengambil Program Ph.D bidang Studi Filsafat di Department of Philosohpy, Faculty of Art and Sciences, Middle East Technical University (METU), Ankara, Turki.disertasinya mengangkat judul “The Idea of University of Ethical Norms in Ghazali and Kant”, yang kemudian diterbitkan di Turki (Antara; Turkiye Diyanet Vakfi) pada tahun 1992. 
4.    Said Agil Siraj : disertasinya di Universitas Ummul Quro Saudi Arabia berjudulShilatullah bil-Kauni fi al-Tashawwuf  al-Falsafi, (Relasi Allah dan Alam: Perspektif Tasawuf) tentang pandangan dan harapannya terhadap dunia tarekat di NU.
5.    Syaf’i Ma’arif : ia melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto, Solo, hingga memperoleh gelar sarjana muda. Setamat dari Fakultas Hukum, ia melanjutkan pendidikannya ke IKIP Yogyakarta, dan memperoleh gelar sarjana sejarah.
Selanjutnya bekas aktivis Himpunan Mahasiswa Islam ini, terus meneruskan menekuni ilmu sejarah dengan mengikuti Program Master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, AS. Sementara gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasi Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.
6.    Ahmad Zahro : Doktor Hukum Islam pada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2001), dengan disertasi berjudul: LAJNAH BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA 1926-1999 (Telaah Kritis Terhadap Keputusan Hukum Fiqh) dan telah diterbitkan dalam bentuk buku oleh LKiS Yogyakarta dengan judul TRADISI INTELEKTUAL NU
7.    Malik Fajar : menyelesaikan studinya di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) adalah dengan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dan berhasil meraih gelar sarjananya di tahun 1972. Awalnya beliau hanya memulainya dengan mengambil pendidikan sebagai sarjana muda ditahun 1963. Pada tahun 1981, beliau meraih gelar Master of Science di Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.
8.    Azyumardi : Setelah lulus dari IAIN Fakultas Tarbiyah di Jakarta, Azyumardi Azra melanjutkan pendidikannya ke Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah di Universitas Columbia. Pendidikan tersebut mendapat bantuan dari beasiswa Fullbright pada tahun 1988. Azyumardi Azra pun memperoleh beasiswa Columbia President Fellowship pada tahun 1989 yang membuatnya berkesempatan  untuk belajar di fakultas sejarah pada universitas yang sama. Azyumardi Azra juga mendapatkan gelar master filosofi dari Universitas Columbia pada tahun 1992. Selain itu, gelar doktor filosofi juga telah didapatkan melalui disertasi yang berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries. Disertasi tersebut telah dipublikasikan di Canberra, Honolulu, dan juga Leiden di Belanda.
·         S1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta
·         S2 di Language and Culture of Eastern Department, Columbia University (1988)
·         S2 di History Department, Columbia University (1989)
·         Master of Philosophy dari Columbia University (1990)
·         Doctor of Philosophy dari Columbia University

9.    Nurcholis Madjid : Selepas Gontor, Nurcholish pergi ke Jakarta untuk melanjutkan pelajaran di Institut Agama Isam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dia memilih Fakultas Adab (sastra dan peradaban) tempat dia memperoleh gelar sarjana pada 1968. Nurcholish menulis skripsi berjudul: “Al Quran: Arab dalam Kata, Universal dalam Makna”. Selama menjadi mahasiswa di IAIN dan sampai beberapa tahun kemudian, Nurcholish sering mendengar khutbah Jumat di Masjid Al Azhar, Jakarta. Khatib favoritnya adalah Buya Hamka, ulama sufi modern Indonesia, memenuhi kerinduannya akan tradisi tarekat di kampungnya. Melalui Hamka dia diperkenalkan pada gagasan Ibn Taimiyah, yang kelak akan menjadi subjek disertasi doktornya di Universitas Chacago, Amerika Serikat: “Ibn Taymiyyah on Kalam and Falsafa: A Problem of Reason and Revelation in Islam”.

Kontras Metode Penelitian


Kontras Metode Penelitian
No
Aspek
Kuantitatif
Kualitatif
1.
Paradigma
Positivistik
Interpretif / Naturalistik
2.
Jenis Pertanyaan
Kausalitas, korelasional
What, How, Why
3.
Penentuan masalah
Awal penelitian
Belum jelas
4.
Titik awal
Hipotesis
Hipotesis kerja
5.
Pandangan realitas
Tunggal
Holistik
6.
Hubungan peneliti – obyek penelitian
Tidak ada
Interaktif
7.
Latar penelitian
Eksperimen (treatment)
Natural setting
8.
Realitas sosial
Obyektif
Hasil rekonstruksi manusia
9.
Tujuan riset
Theory verifying
Theory generating
10.
Asal penelitian
Teori
Kasus/ Fenomena unik
11.
Akhir riset
Final
Tentatif
12.
Pengumpulan data
Linier
Siklus
13.
Sumber data
Tes, kuesioner, dokumentasi
Wawancara, observasi, focus group discussion, partisipasi
14.
Bentuk data
Angka
Kata, gambar, symbol, dll
15.
Validitas data
Sebagian/semua populasi
Otoritas subyek
16.
Sifat
Nomotetik
Ideografik
17.
Tahapan riset
Masalah – teori – data
(logika hipotetico verifikatif)
Masalah – data – teori
18.
Waktu riset
Relatif singkat
Lebih lama
19.
Penekanan riset
Keluasan obyek riset
Kedalaman fenomena
20.
Kumpulan data
Hasil penjumlahan/perkalian
Kumpulan dari bagian2
(a whole is a collection of parts)
21.
Obyek riset
Sesuatu yang sudah berakhir
Sesuatu yang dalam proses
22.
Kriteria data
Validitas, reliabilitas, objektivitas, generalitas
Kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, transferabilitas
23.
Analisis data
Deduktif
Induktif
24.
Analisis data
Statistik sbg instrument utama
Manusia sbg instrument utama
25.
Sampel dan populasi
Diperoleh secara random
Diperoleh secara purposive
26.
Tujuan riset
Menjelaskan fenomena
Memahami fenomena
27.
Hubungan peneliti – yang diteliti
Value - free
Value – bound
28.
Hasil akhir riset
Closed ended
Open ended
29.
Kesimpulan riset
Tidak perlu didialogkan dg responden
Wajib didialogkan dengan informan
30.
Kesimpulan akhir
Generalisasi temuan
Transferabilitas
By : M Jadid Khadavi (sumber: Mudjia Rahardjo)